Julai 2018
SULAWESI UTARA, INDONESIA
Manado & Minahasa
Bahagian 7: Minahasa (4)
RURUKAN & PUNCAK TEMBOAN
HARI KEDUA (4)
Part 20: Rurukan
Tomohon terletak di kawasan pergunungan dan diapit oleh dua buah gunung berapi: Gunung Lokon dan Gunung Mahawu. Selepas melawat ke Pasar Beriman Tomohon, Pak Tommy membawa kami menikmati pemandangan indah kawasan agrowisata Desa Rurukan yang terletak di kaki Gunung Mahawu.
|
Pintu masuk ke Desa Rurukan adalah juga jalan menuju ke Gunung Mahawu |
Gunung Mahawu adalah sebuah gunung berapi yang masih aktif. Kali terakhir ia meletus adalah pada tahun 1994. Seperti juga kawasan-kawasan gunung berapi lain di Indonesia, kaki gunung berapi Mahawu juga subur ditanami dengan pelbagai hasil pertanian.
|
Kawasan pertanian di Desa Rurukan yang terletak di kaki Gunung Mahawu |
|
Pemandangan kota Tomohon dari Desa Rurukan |
|
Musim menuai baru tamat sewaktu kami tiba di sini |
|
Mengabadi keindahan Desa Rurukan |
Jika tak memanjat ke kawah Gunung Mahawu, tak banyak aktiviti yang dapat dibuat di sini selain menikmati pemandangan sekitar yang indah dan menghirup udara gunung yang segar. Namun pemandangan indah yang memukau di sini boleh membuatkan kita terpaku berjam-jam lamanya.
|
Sayur kobis |
|
Pemandangan yang amat mengasyikkan |
|
Satu lagi pemandangan menghala ke kota Tomohon |
|
Broccoli |
|
Menggembur tanah untuk penanaman yang seterusnya |
|
Excited pulak bila melihat pemuda-pemuda yang memakai pakaian tradisional Minahasa ini. |
Tomohon terkenal sebagai pengeluar bunga terbesar di Sulawesi Utara dan Desa Rurukan adalah salah sebuah tempat penanamannya. Namun begitu tak ada bunga yang dapat kami lihat di Rurukan. Mungkin kerana kami tiba di Sulawesi pada musim menuai, pada saat masyarakat Minahasa sedang merayakan Hari Kesyukuran atas hasil tanaman yang menjadi sepanjang tahun ini.
|
Kami tiba agak awal di Tomohon. Kalau tidak bolehlah kita berkunjung ke Tomohon International Flower Festival yang diadakan pada 7-12 Ogos 2018. |
|
Pemandangan ketika meninggalkan Rurukan |
|
Cantik |
|
Mempersona |
Part 21: Puncak Temboan
Dari Desa Rurukan, kita bergerak ke sebuah lagi tempat wisata untuk menikmati keindahan alam Sulawesi Utara, Puncak Temboan.
|
Desa Rurukan |
|
Tak faham apa yang tertulis di sini |
|
Menuju ke Puncak Temboan |
|
Rurukan |
|
Gereja Jemaat Bukit Sion Rurukan |
|
Pemandangan indah di Desa Rurukan |
|
Bunga-bunga berkembang mekar |
|
Pagar yang berwarna-warni |
|
Pemandangan Danau Tondano dalam perjalanan naik ke Puncak Temboan |
Puncak Temboan terkenal kerana di samping udaranya yang segar dan nyaman, dari sini kita dapat menikmati tiga sudut keindahan Sulawesi Utara: Danau Tondano, Selat Lembeh dan Gunung Klabat.
|
Puncak Temboan |
|
Pintu masuk ke Puncak Temboan |
|
Kawasan wisata ini dikelola oleh sebuah persatuan gereja. |
|
Kawasan pertanian di sekitar Puncak Temboan |
|
Pokok Cengkih |
Pemandangan Danau Tondano, danau terbesar di Sulawesi Utara sangat jelas kelihatan. Kota Tondano yang terletak di pinggir danau juga dapat dilihat dari sini.
|
Pemandangan Danau Tondano dari Puncak Temboan |
|
Pemandangan Kota Tondano di pinggir Danau Tondano dari Puncak Temboan |
|
Puncak Temboan |
|
Pemandangan Danau Tondano dan Selat Lembeh dapat dilihat dengan jelas jika duduk di kerusi ini. |
|
Objek-objek wisata yang dapat dilihat dari Puncak Temboan |
|
Mengabadi kenangan di Puncak Temboan. |
|
Menikmati wisata alam |
|
Gunung yang berbalam-balam |
|
Bumbung Masjid Agung Al Falah Kyai Modjo di Tondano |
|
Kota Tondano |
|
Green Area Rurukan |
|
Ahhh, indah !! |
|
Rumah yang sedang dalam pembinaan |
|
Kawasan ladang |
|
Desa Minahasa |
|
Laluan naik ke Puncak Temboan |
Gunung tertinggi di Sulawesi Utara yang bernama Gunung Klabat dapat dilihat dari Puncak Temboan. Gunung ini adalah sebuah gunung berapi yang tidak aktif lagi.
Nama "Klabat" berasal dari perkataan Minahasa "Kalawat" yang bermaksud "babirusa", sejenis haiwan tempatan yang terdapat di Pulau Sulawesi. Bila Orang Portugis datang, mereka sukar nak menyebut "Kalawat", lalu menyebutnya sebagai "Calabets". Bila masa berlalu, "Calabets" menjadi "Celebes", nama yang digunakan oleh Orang Eropah bagi Pulau Sulawesi.
|
Puncak Gunung Klabat yang diliputi awan. |
|
Pemandangan hutan di pergunungan Sulawesi Utara memang indah |
|
Menikmati pemandangan indah Gunung Klabat |
|
Pemandangan menghala ke arah jalan masuk di Puncak Temboan |
|
Kebun Strawberry |
|
Tangga yang berwarna-warni |
Dari Puncak Temboan juga, kita dapat melihat Selat Lembeh yang merupakan sebahagian dari Laut Maluku. Kota Bitung terletak di arah ini.
|
Pemandangan Selat Lembeh dari Puncak Temboan |
|
Selat Lembeh adalah sebahagian dari Laut Maluku yang terletak di timur Pulau Sulawesi. |
|
Kemuncak Gunung Klabat mula menampakkan diri. |
Sewaktu di Puncak Temboan juga, Pak Tommy memperkenalkan kami dengan makanan tempatan yang dipanggil Pisang Goreng Goroho. Pisang Goroho adalah sejenis spesis pisang unik yang terdapat di Sulawesi Utara. Rasa Pisang Goroho ni lebih kurang macam Pisang Abu di Malaysia. Cuma yang unik di sini, Pisang Goreng Goroho ini dimakan dengan sambal Minahasa yang dipanggil Rica Roa.
|
Pisang Goreng Goroho yang dihidang bersama Teh Manis |
|
Sambal Rica Roa yang dihidang bersama Pisang Goroho |
|
Menikmati Pisang Goreng Goroho. Kicap pun diberi kepada kami tapi tak tahu macam mana nak guna kicap masa makan Pisang Goreng Goroho. |
Bersambung ke Bahagian 8...
CATATAN PERJALANAN MANADO (2018):